Floating Utopias, Menarik Pengunjung Menikmati Seni Balon Udara

Floating Utopias, Menarik Pengunjung Menikmati Seni Balon Udara – Floating Utopias merupakan pameran riang nan puitis, yang mengeksplorasi sejarah sosial dari berbagai objek tiup, sampai memperlihatkan bagaimana mereka telah berkontribusi pada karya seni, arsitektur, dan kegiatan sosial selama beberapa dekade terakhir.

Sejak kali pertama balon udara menghiasi langit di abad ke-18, objek tiup telah mengilhami imajinasi publik tentang mimpi utopis seperti kastil di langit, laboratorium terapung, dan kota- kota di atas awan. agen bola

Floating Utopias, Menarik Pengunjung Menikmati Seni Balon Udara

Pengunjung bisa menantikan pengalaman visual memukau melalui lebih dari 40 karya seni yang dirancang oleh sedikitnya 15 seniman lokal dan internasional, termasuk Ant Farm, Tools for Action (Artúr van Balen dan Tomás Espinosa), Eventstructure Research Group, Anna Hoetjes, Luke Jerram, Franco Mazzucchelli, Ahmet Öüt, Marco Barotti, Tomás Saraceno, Graham Stevens, The Yes Men, dan UFO. sbotop

Hasil karya yang mengesankan dari beragam objek tiup tersebut disampaikan melalui delapan patung berskala besar berisi udara dan tergantung di dalam galeri, menberikan serangkaian momentum yang dramatis di sepanjang pameran. https://www.americannamedaycalendar.com/

Dengan penemuan balon udara panas, untuk kali pertamanya umat manusia dapat melampaui batas dari sekadar memijakkan kaki di tanah dan mulai mengeksplorasi Bumi dari atas langit. Floating Utopias mengajak pengunjung bereksplorasi bagaimana penemuan penting ini membentuk pemahaman kita atas dunia dan tempat tinggal kita di dalamnya.

Ini menunjukkan bagaimana sebuah balon mampu menjadi sumber daya tarik publik di abad ke-18 dan 19, yang mampu menginspirasi berbagai penemuan baru dalam perjalanan dan komunikasi, serta mendorong inovasi ilmiah.

Hal tersebut merekam bagaimana para arsitek di generasi baru mulai melakukan eksperimental menggunakan struktur karet pada 1960-an dengan melakukan pendekatan dalam merancang ruang. Serta, menggali karya para seniman yang telah menggunakan berbagai objek tiup dengan cara nyata, tak terduga atau pun tidak konvensional.

Sepanjang pameran, foto-foto, dokumen, dan pertunjukan film menunjukkan bagaimana objek tiup telah digunakan untuk tujuan politik, secara historis dalam parade dan kenegaraan, dan di masa yang lebih kontemporer, oleh aktivis sebagai alat untuk protes.

Di Singapura, Floating Utopias dapat dilihat langsung hanya di ArtScience Museum. Seperti halnya pertunjukan khas, pameran ini menggabungkan puisi dan politik, pedagogi dan permainan, inovasi teknologi dan kecerdasan artistik. Intinya, Floating Utopias adalah serangkaian pertemuan antar karya seni objek tiup yang menakjubkan dan dramatis, yang menempati ruang galeri ArtScience Museum.

Patung-patung yang melayang di udara, dikompresi ke dalam ruang dengan komposisi dan sudut yang luar biasa.

“Karya-karya seni yang dipamerkan dengan beragam dapat menginspirasi, mengganggu, membatasi, dan memberanikan pengunjung untuk menjelajahi sejarah objek tiup, serta fungsi sosial dan bagaimana mereka telah mengubah cara kita melihat dunia,” kata Honor Harger, Direktur Eksekutif ArtScience Museum dalam siaran pers.

Artúr van Balen, Fabiola Bierhoff, dan Anna Hoetjes, kurator dari Floating Utopias Foundation menjelaskan, Floating Utopias menjadi navigasi sejarah budaya seni yang luas dan arsitektur dari sebuah objek tiup. Hal ini adalah dampak dari objek tiup terhadap imajinasi kolektif. Sepanjang sejarah, objek pneumatik membuka kemungkinan terhadap teknologi baru, sehingga hal tersebut menjadikannya permukaan proyeksi untuk sebuah visi yang utopis.

“Objek tiup mengandung aspek transformatif dalam diri mereka: rangkaian materi yang tidak berbentuk menjadi suatu ruang yang bervolume secara instan. Kualitasnya yang ringan, mudah dibawa, dan singkat, mendorong khalayak untuk merasakan suasana yang menyenangkan dan memesona. Monumentalitas objek tiup yang instan memungkinkan kita mempertanyakan struktur kekuasaan hierarkis dengan mengingatkan kita bahwa bagaimanapun juga, seluruhnya bersifat temporal,” tandasnya.

Angklung & Egrang Menghebohkan Indonesia – Japan Festa 2019

Angklung & Egrang Menghebohkan Indonesia – Japan Festa 2019 – Pembukaan Indonesia – Japan Festa 2019 terselenggara sangat meriah, Sabtu (5/10/2019) pagi. Panitia berhasil menorehkan kesan terbaik dikarenakan pengunjung diajak serta bermain angklung.

Semua terlihat antusias membunyikan alat musik tradisional tersebut. Selain itu, permainan egrang dengan kostum karnaval berbentuk burung Garuda juga jadi perhatian. judi online

Angklung & Egrang Menghebohkan Indonesia - Japan Festa 2019

Selain Konjen RI di Osaka yaitu, Mirza Nurhidayat, pembukaan dihadiri pula oleh Director of Internasional Osaka City Gov, Aya Wada, Executive Director of International Relations Osaka Prefectural Government, Harimoto dan Kepala Bidang Pemasaran Area I Taufik Nurhidayat. sbobet88

Mirza mengatakan bahwa, permainan angklung menjadi bentuk konsistensi, bahwa Indonesia – Japan Festa 2019 adalah wadah untuk menampilkan berbagai pertunjukan budaya, termasuk produk-produk ekonomi kreatif. www.mrchensjackson.com

Seperti yang diketahui, Indonesia – Japan Festa 2019 berlangsung selama dua hari, yaitu 5 – 6 Oktober. Kegiatan dipusatkan di Minato-Machi Riverplace Plaza Namba Hatch, Osaka.

“Selain alat musik angklung, banyak pertunjukan seni budaya lainnya yang ditampilkan. Kita berharap, semua bisa menarik masyarakat Jepang, yang akhirnya membuat mereka tergugah untuk berkunjung ke Indonesia. Kemenpar juga mempersembahkan motivasi kepada kami dengan menghadirkan tim kesenian, penampilannya pun sangat apik. Ada Egrang perkusi lagu moshimo mata Otsuka, Tari Ofalangga (NTT), Tari perkusi Nusantara Gemufamire,” katanya..

Mirza menambahkan, Indonesia – Japan Festa telah memasuki tahun kedua. Ia berharap, event ini akan selalu digelar dan menjadi besar dari tahun ke tahun.

Menurutnya, masyarakat Jepang harus disentuh secara personal. Dengan cara itu, mereka akan cinta pada Indonesia dan selalu ingat dengan turun temurun.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar, Nia Niscaya menjelaskan, angklung merupakan alat musik tradisional dari daerah Jawa Barat. Alat musik ini terbuat dari bambu, dan dibunyikan dengan cara digoyangkan dengan tangan. Setelah digoyang, maka bunyi akan keluar yang disebabkan oleh benturan badan pipa bambu.

“Bunyi yang bergetar menghasilkan susunan nada 2, 3, sampai 4 pada setiap ukuran. Angklung sendiri memiliki berbagai macam ukuran, dari kecil hingga besar. Saat ini, alat musik angklung sudah cukup mendunia. Banyak warga asing yang sangat tertarik dan belajar memainkannya,” ungkap Nia.

Terlebih membanggakan, angklung merupakan alat musik yang diakui menjadi “Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia” oleh UNESCO. Meskipun berasal dari Jabar, ada banyak jenis angklung di Indonesia, seperti angklung Bali, angklung Banyuwangi, angklung Gubrag, dan lain-lain.

“Ini sangat bagus. Mengangkat kembali angklung sebagai salah satu warisan dari budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Hal ini semakin menyadarkan kita semua akan kekayaan budaya di Indonesia, juga dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta pada kebudayaan bangsa Indonesia terutama angklung,” kata Nia, yang juga diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional II Kemenpar, Ardi Hermawan.

Ardi juga menambahkan, menggunakan angklung untuk pembukaan acara sama saja melestarikan dan meregenerasikan angklung di dunia.

“Ini semakin menyadarkan kita tentang kekayaan budaya dan daya tarik pariwisata yang kita miliki, selain menaikkan nama angklung, sehingga makin mendunia,” kata Ardi.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga mengapresiasi acara pembukaan yang sangat Indonesia banget.

“Kegiatan ini bisa dijadikan sarana untuk lebih memasyarakatkan angklung. Semakin berkembangnya budaya, maka akan semakin berkembang juga pariwisata. Budaya merupakan sarana yang baik dalam menjaring wisatawan. Saya yakin gaung angklung makin menggema di dunia. Imbasnya budaya Indonesia makin dikenal dan dapat menjaring wisatawan untuk datang,” katanya.

Menurut Arief, budaya semakin dilestarikan maka semakin mensejahterakan, hal itu menjadi salah satu alasan wisatawan mau liburan ke suatu daerah. Karena itu budaya harus terus dilestarikan dikarenakan memiliki nilai ekonomis. “Laku dijual untuk para turis mancanegara,” ujarnya.

KSBN Mempromosikan Seni Wayang Orang ke Maroko

KSBN Mempromosikan Seni Wayang Orang ke Maroko – Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) kembali melakukan lawatan budayanya. Setelah dua pekan lalu mengunjungi serta mempromosikan seni budaya Indonesia dalam Festival Soekarno di Aljazair, kali ini KSBN yang diperkuat 19 personil akan membawakan suatu seni wayang orang pada event International Festival of Tales (IFOT) di Rabat, Maroko, 6–14 Juli.

Menurut Ketua Umum KSBN yaitu, Hendardji Soepandji, pihaknya sangat concern untuk mempromosikan seni budaya Indonesia di dunia internasional. Selain dapat mempertahankan kelestariannya, juga demi menjaga agar identitas budaya Indonesia di mata dunia. Sebab, dengan semakin dikenalnya seni budaya Indonesia, maka tidak mudah bagi negara lain untuk mengklaim kebudayaan dari Indonesia sebagai seni dan kebudayaan milik mereka. judi bola

KSBN Mempromosikan Seni Wayang Orang ke Maroko

“Kami datang ke Maroko sebagai tamu istimewa dalam rangka untuk International Festival of Tales di Rabat. Karena itu, kami juga ingin memberikan suatu pertunjukan istimewa di hadapan publik Rabat, yaitu kesenian wayang orang,” ujar Hendardji pada saat keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Jumat (5/7). sbobet

Menurut Hendardji, KSBN merasa  berkewajiban untuk mengenalkan dan mempromosikan seni budaya ke mancanegara dikarenakan budaya merupakan diplomasi terbaik meningkatkan hubungan internasional, sekaligus menjaga agar warisan leluhur bangsa. Apalagi sekarang ini sudah ada Undang-Undang Nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang harus dikawal sebaik mungkin melalui upaya menjaga serta melestarikan seni dan budaya Indonesia. https://www.mrchensjackson.com/

Oleh karena itu KSBN akan memanfaatkan IFOT di Rabat yang akan dibuka hari ini sebagai suatu momen untuk mempertunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budayanya. Sehingga, bukan hanya wayang orang yang akan dipertontonkan KSBN di pentas IFOT, juga beberapa tarian daerah asal Indonesia. Di antaranya yaitu tarian sulung dari Yogyakarta, tari padang ulan dari Banyuwangi, dan tari perang kembang dari Solo.

“Yang lebih membuat kami termotivasi untuk tampil di IFOT karena Maroko memiliki histori dengan Indonesia. Maroko merupakan salah satu negara yang turut serta diperjuangkan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955 untuk merdeka. Dan faktanya, setahun kemudian, Maroko benar-benar merdeka,” ujar Hendardji.

Karena hal itu wajar jika Maroko pun begitu menghormati Indonesia. Terbukti dengan adanya sejumlah nama berbau Indonesia terpampang di negara itu seperti Jalan Soekarno di Ibu Kota Rabat dan Jalan Bandung di Casablanca, kota terbesar di Maroko.

“Kami sangat senang bisa berkreasi di negeri yang mmepunyai hubungan sejarah dengan Indonesia. Di Rabat kami akan membawakan wayang orang bertajuk Srikandi Mustokoweni. Kami akan berusaha menberikan performa terbaik pada festival internasional tersebut,” kata Hendardji.

Sekjen KSBN Enny Supriati menambahkan, pihaknya telah cukup lama mempersiapkan diri menghadapi festival internasional di Maroko itu. Menurutnya, setiap pekan timnya berlatih dan mematangkan skenario di sanggar seni di kawasan Mandor Hasan, Cipayung, Jakarta Timur. “Kami akan berusaha untuk menunjukkan performa terbaik di hadapan publik Maroko. Dan, kami sangat bangga membawa nama Indonesia di festival internasional tersebut,” kata Enny.

Jelasnya, bukan hanya negara Maroko yang menjadi target Indonesia dalam mempromosikan seni budaya negara Indonesia. KSBN juga sudah mempersiapkan program-program lawatan budaya lainnya ke berbagai negara. Bahkan, pada September mendatang, KSBN juga akan membawakan seni dan budaya Indonesia di hadapan publik Mesir.

“Bahkan, pada Oktober nanti, kami juga berencana untuk melakukan lawatan budaya ke Kroasia. Jadi, tahun ini jadwal internasional kami cukup padat. Bahkan, dua pekan lalu, kami juga tampil membawakan sosiodrama Soekarno di Aljir, Aljazair, negara yang juga memiliki hubungan sejarah dengan Indonesia,” kata Hendardji.

Keragaman Seni Dari Belahan Dunia Ditampilkan di SIPA 2019

Keragaman Seni Dari Belahan Dunia Ditampilkan di SIPA 2019 – Berbagai macam pertunjukan oleh para pegiat seni nasional dan internasional yang ditampilkan pada sebuah Event Solo International Performing Arts (SIPA) 2019. Acara yang dibuka pada Kamis (5/9) di Benteng Vastenburg Solo itu berlangsung dengan meriah.

SIPA 2019 resmi dibuka dengan pemukulan kenong yang dilakukan secara bersamaan oleh Wakil Walikota Solo yaitu Achmad Purnomo, Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuti, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia H. E. Mr. Kim Chang Beom, dan Ketua Panitia SIPA Irawati Kusumorasri. sbobet

Keragaman Seni Dari Belahan Dunia Ditampilkan di SIPA 2019

Pada penampilan pembuka, muncul Elizabeth Sudira yang dipilih sebagai maskot SIPA 2019. Penyanyi cantik ini tampil bersama Semarak Candrakirana, sanggar tari Solo yang dipimpin oleh Direktur SIPA. Berikutnya, penonton disuguhkan sebuah penampilan dari Chun Seul Dance Company yang merupakan grup tari asal Korea. benchwarmerscoffee

Selanjutnya tampil grup tari asal Riau Malaydansstudio, dengan beragam gerak tari melayu. Disusul Century Contemporery Dance Company asal Taiwan, Abib Igal Dance Projek asal Palangkaraya, Chinese Youth Goodwill Assosiasion asal Taiwan, dan ditutup dengan permainan musik Kunokini & Svaraliane dari Jakarta. premiumbola

Wakil Walikota Solo Ahmad Purnomo mengatakan bahwa, Solo memiliki potensi dalam SDM seni budaya yang potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.SIPA sendiri adalah jembatan untuk menjalin hubungan baik antar berbagai daerah dan negara lain. www.benchwarmerscoffee.com

“Kami berharap SIPA bisa terus memberi dampak yang positif untuk perkembangan seni pertunjukan di Indonesia. Serta dapat menjadi daya tarik para wisatawan untuk hadir ke Indonesia, khususnya Kota Solo,” ujarnya.

Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty mengakui sangat mengapresiasi komitmen Pemerintah Kota Solo, serta Panitia SIPA untuk terus konsisten dalam menyelenggarakan kegiatan ini. SIPA merupakan salah satu dari 2 event dari Kota Solo yang masuk dalam 100 Wonderful CoE Kemenpar 2019.

“Sektor pariwisata masuk urutan kedua dalam memberikan kontribusi devisa ke Indonesia. Dengan diselenggarakannya SIPA 2019, diharapkan dapat memberi peningkatan nilai ekonomi untuk Kota Solo. Khususnya melalui seni pertunjukan yang mampu menjadi salah satu daya tarik wisata yang potensial,” ungkapnya.

Selain itu, Ketua Panitia SIPA Irawari Kusumorasri menjelaskan, SIPA 2019 berlangsung tiga hari pada tanggal  5-7 September. Kegiatan tahun ini mengusung tema yaitu, Arts As a Social Action. Di mana tema ini mengandung makna bahwa seni sengat berpengaruh terhadap kehidupan sosial di Indonesia.

“Terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah, Kementerian Pariwisata, Pemkot Solo, Kedutaan Besar Korea serta Korean Culture Center, dan seluruh pihak yang sudah terlibat pada kegiatan ini. Terkhusus pada Kemenpar, ini merupakan konsistensi event yang terus berkesinambungan. Terima kasih telah mendukung acara ini,” ucapnya.

SIPA 2019 menyajikan beragam seni pertunjukan dari berbagai belahan dunia. Tujuan dari kegiatan ini diantaranya untuk memperkenalkan serta turut  mempromosikan potensi seni pertunjukan di Indonesia kepada dunia luar. Memasuki tahun ke-11, SIPA diikuti pula oleh beberapa delegasi dari negara luar, seperti India, Korea Selatan, Taiwan, Jepang, dan New Zealand.

Selain memberikan tontonan menarik di atas panggung, SIPA juga menyediakan bazar yang berisi booth makanan, minuman, dan merchandise. Lokasi untuk bazar berada di bagian timur dalam Benteng Vastenburg.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Indonesia sangat kaya akan seni dan budayanya. Setiap daerah mempunyai ciri masing-masing. Dan di SIPA, seni dan budaya daerah mendapatkan ruang untuk mengaktualisasi diri. Para pelaku seni bisa berekspresi dan berinovasi. Hal ini menjadikan budaya daerah bukan hanya lestari, tetapi juga ikut  berkembang. “Saya sangat mengapresiasi gelaran SIPA. Event ini tidak hanya mampu menghadirkan sesuatu yang menghibur untuk masyarakat, tetapi juga ikut serta melestarikan seni budaya,” tandasnya.

Tantangan MUA Merias untuk Seni Pertunjukan Tradisional

Tantangan MUA Merias untuk Seni Pertunjukan Tradisional – Dengan merias wajah sebagai makeup cantik sehari-hari, pengantin, wisuda, bekerja atau pada acara tertentu umumnya mudah dilakukan. Apalagi, sekarang ini sudah banyak sekali bermunculan tutorial makeup yang telah dibagikan oleh para beauty influencer melalui berbagai video blog (vlog). Selain itu juga, banyak Make Up Artist (MUA) profesional yang telah menawarkan jasa sebagai makeup cantik untuk  siapa pun yang memang membutuhkan.

Akan tetapi, untuk makeup seni pertunjukkan apalagi dengan tema tradisional tak mudah untuk dilakukan. Sangat diperlukan MUA profesional khusus yang bisa merias wajah para pemain teater. https://morrowpacific.com/

Tantangan MUA Merias untuk Seni Pertunjukan Tradisional

Hal itu disampaikan oleh Wulan Tilaar selaku Vice Chairwoman Martha Tilaar Group. Ia mengatakan bahwa ada banyak tantangan yang harus bisa ditaklukkan oleh para MUA pemeran teater, mulai dari bagaimana aplikasi makeup itu sendiri, kecepatan, dan ketepatan merias agar dapat menampilkan karakter yang ingin ditonjolkan. https://www.benchwarmerscoffee.com/

“Seni pertunjukkan tradisional dari Indonesia sangatlah kaya dan beragam. Semua daerah, suku, serta budaya di Indonesia memiliki berbagai macam cerita yang bisa dipentaskan untuk sebuah seni pertunjukan panggung. Selain skill akting dari para pemain, dibutuhkan juga makeup yang dapat mendukung,” kata Wulan ketika ditemui saat acara konferensi pers I La Galigo, Kamis (13/6/2019) di Jakarta Pusat. www.benchwarmerscoffee.com

Pada tahun 1997, sambungnya, Wulan merasakan bahwa samasekali belum ada produk kosmetik lokal yang dapat mendukung untuk seni pertunjukkan tradisional. Sampai akhirnya, munculah ide untuk mengeluarkan produk lokal yang cocok dipakai untuk pentas seni pertunjukkan. https://www.benchwarmerscoffee.com/

“Pada segi produk, makeup seni pertunjukkan harus yang ultra high definition look. Karena akan ditampilkan di panggung dengan pencahayaan yang kuat,” bebernya.

Selain itu, skill dari MUA juga harus mampu untuk membuat shading dan contouring pada wajah. Wulan menambahkan bahwa,  hal itu ada kaitannya untuk mendukung sebuah karakter dari para pemain dalam cerita.

“Untuk bisa mendapatkan hasil riasan yang sesuai, tak jarang juga MUA harus melakukan test makeup secara berulang-ulang ke seluruh pemain teater. Bayangkan saja jika pemain teaternya berjumlah seperti puluhan hingga ratusan orang. Test makeup juga dilakukan dengan situasi panggung yang akan ditampilkan saat pentas. Sering kali, hingga saat  pertunjukkan berikutnya test makeup belum juga sempurna atau belum bisa dikatakan telah sesuai dengan bagaimana karakter yang sesungguhnya, sehingga masih akan ada test makeup lagi. Ditambah lagi harus menyesuaikan dengan kostumnya,” jelasnya panjang-lebar.

Wulan yang didapuk sebagai Officials Cosmetics I La Galigo mengatakan, bahwa kecepatan dari seorang MUA dalam merias juga diuji ketika meng-handle makeup untuk sebuah pentas seni pertunjukkan.

“Para MUA dan hair stylist harus mampu dalam merias dan hair do dalam waktu yang sangat sempit atau singkat. Yaitu hanya sekitar 15-20 detik. Mereka diberi tantangan untuk kerja cepat, tepat, serta maksimal dengan mengelola waktu yang deiberikan. Karena artis dan aktor harus berganti riasan dan gaya rambut untuk sesi cerita selanjutnya,” kata Wulan.

Bagi para penata rias yang berasal dari luar negeri, mereka memiliki tantangan yang cukup besar untuk berias wajah para orang Indonesia. Hal ini juga sering terjadi pada saat sebuah pementasan diselenggarakan di luar negeri.

“Wajah orang Indonesia yang tidak mancung, tidak terang, dan konturnya bulan, membuat para penata rias dari luar negeri cukup kesulitan karena mereka tidak biasa menangani bentuk wajah dari orang Indonesia,” tandasnya.